“Masalah Kecil Menjadi Besar”
Karya : Theo
Christ Maximos Gintings
Di
pagi hari nan cerah, aku memulai hariku dengan senyuman indah. Beberapa jam aku
lalui di sekolahku tercinta yaitu SMP Sint Carolus Bengkulu. Aku lewati dan aku
lalui semua pelajaran dengan rasa bahagia. Namaku adalah Wisnu, aku salah satu
murid di SMP Sint Carolus.
Tak terasa waktu pulang pun telah
tiba. Namun aku sedang pusing karena ada satu masalah yang menyangkut aku dan
sahabat-sahabatku. Aku mempunyai 2 orang sahabat yang tergabung dalam regu
pramuka. Mereka adalah Angga dan Said. Dan satu orang sahabat lagi yang bernama
Permana yang tidak masuk ke dalam regu pramuka. Permasalahan kami ini adalah
berselisih dikarenakan pembagian tugas untuk upacara pramuka. Angga dan Said
tidak berbicara apapun kepada Wisnu.
“Kalian kenapa sich kayak anak kecil
aja? Kan kemarin aku cuma minta aja. Kalau gak
boleh juga gak apa-apap” kataku
“Ya, tapikan sudah diatur” kata Said
“Ya aku kan cuma minta, kalian
jangan nyolot gitu dong” balas Wisnu
“Udah lah, jangan bertengkar lagi”
kata Angga
Said pun langsung mengajak Angga
pergi dari sekolah. Mereka berdua pun pergi dari sekolah. Sedangkan Wisnu masih
berada di sekolah bersama dengan temannya yang lain. Lalu Angga pun menghampiri
Wisnu dan mengatakan apa yang dikata oleh Said.
“Wis, katanya Said tidak ingin masuk
pramuka lagi” kata Angga
“Memang kenapa?” tanyaku
“Ya, gara-gara masalah ini” jawab
Angga
“Ya ampun hanya karena masalah ini
saja sampai segitunya” kataku
“Aku gak tau juga” balas Angga
***
Keesokkan harinya aku, Said, dan
Angga tidak ada berkomunikasi sama sekali. Dan itu berlangsung selama 3 hari.
Aku sangat sedih hanya karena masalah kecil, persahabatan yang kami bina akan
hancur. Sungguh sedih hatiku ini.
Angga pun datang menemui Permana dan
terjadi perbincangan diantara mereka berdua.
“Permana,
sebenernya aku tuh mau berkumpul bersama dengan Wisnu tetapi Said tidak memperbolehkan aku” kata Angga
“Kenapa emangnya” kata Permana
“Aku juga tidak tahu. Hanya karena
masalah kemarin. Kenapa harus sampai seperti ini”
kata Angga
“Coba kamu ajak Said ngomong
terlebih dahulu. Bilang sama dia jangan bersikap seperti anak kecil” kata Permana
“Ya udh deh, nanti aku ajak Said
untuk berbicara” kata Angga
***
Tak lama kemudia
Permana pun langsung menemui aku dan mengatakan apa yang dirasakan Angga kepada
aku. Namun akupun tidak memberikan tanggapan yang berarti karena aku masih
kesal dengan tingkah laku Angga dan Said yang seperti anak kecil. Aku merasa
kesal, mengapa hanya karena masalah kecil harus menjadi masalah besar.
Keesokkan harinya Angga mengirimkan
SMS kepadaku. Dengan penasaran aku membuka pesan yang dikirim oleh Angga.
Angga
|
Wis, maafin aku y.
Aku udh bersikap kyk anak kecil
|
Wisnu
|
Iya
ngga. Dpp kok ngga
|
Angga
|
Oke
bro
|
Wisnu
|
Sippp
|
Tak lama setelah Angga mengirimkan
sebuah pesan singkat kepadaku. Said pun juga mengirimkan sebuah pesan singkat
kepadaku
Said
|
Wis, maafin aku
ya. Aku memang kayak anak kecil. Aku
minta maaf, aku memang terlalu cepat emosi. Cuma karena masalah kecil seperti
ini aku dan kamu jadi bertengkar
|
Wisnu
|
Iya,
tidak apa-apa kok. Aku juga terlalu cepat emosi. Tidak seharusnya aku meminta
pergantian tugas. Aku juga terlalu egois jadi orang
|
Said
|
Iya
bro, aku gak mau hanya karena masalah kecil persahabatan kita menjadi hancur
seperti ini. Aku mau kita seperti dulu lagi.
|
Wisnu
|
Yaudh
bro, yang penting skrng kita dh baikan
|
Said
|
Sippp
bro
|
Wisnu
|
Oke
bro
|
***
Keesokan harinya Said, aku, Angga,
dan Permana telah berteman seperti biasa kembali. Kami berjanji agar kami tidak
mementingkan sikap egois kami masing-masing. Kami tidak ingin persahabatan kami
hancur..
The
End
nyusssssssss
ReplyDelete