Thursday 28 November 2013

Hidup adalah Cinta, Sanitasi adalah Upaya

Dalam kehidupan makhuk hidup sehari-hari, sudah pasti akan menghasilkan bahan buangan, baik berbentuk cair (limbah) seperti, air seni, air limbah, tinja, ataupun yang berbentuk padat seperti, sampah plastik, aluminium, bekas botol minuman mineral, dan sebagainya. Jika bahan buangan tersebut tidak ditangani sebagai mana mestinya, pasti akan menimbulkan efek negatif dalam kehidupan makhuk hidup itu sendiri. Sebab, bahan buangan akan terus ada, dan bahkan akan selalu bertambah kuantitasnya tiap hari.

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, terutama pada manusia. Sebab manusia adalah makhluk hidup yang menjadi agen utama yang paling banyak ambil andil dan menyebabkan terjadinya sanitasi yang buruk. Sanitasi yang buruk, dapat disebabkan oleh tidak adanya penanganan terhadap bahan buangan secara terus menerus.

Sanitasi yang buruk, berdampak buruk pula dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti, jika lingkungan rumah kita telah dikelilingi berbagai jenis bahan buangan seperti sampah organik dan anorganik, pasti akan menimbulkan bau yang tidak sedap, munculnya berbagai hewan-hewan vektor ( hewan penyebab timbulnya bibit penyakit, seperti: lalat, tikus, kecoa, dan lainnya) yang dapat pula minimbulkan berbagai jenis penyakit, risiko terkena berbagai jenis penyakit kulit, dan masih banyak lainnya.

Namun itu semua bisa dihindari. Yaitu dengan mengantisipasi dan terus memerhatikan apakah sanitasi di lingkungan sekitar kita sudah baik. Dan untuk mengantisipasinya dapat dengan beberapa cara yaitu, 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau dalam bahasa indonesianya 3 D (Dikurangi, Dipakai Kembali, Di daur ulang), penanaman pohon atau yang akrab dengan go green, dan lainya.

Dalam penanganan 3 R, kini sudah banyak diterapkan oleh negara lain, selain Indonesia. Oleh sebab itu, kita wajib dan haruslah mampu melakukan pemilahan sampah yang terbagi menjadi 3 jenis. Yaitu, sampah organik, an organik, dan B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Ketiga jenis ini penempatannya tidaklah boleh sama.

Apabila kita mampu melakukan pemilahan sampah dengan 3 R, selain terjaminnya kualitas sanitasi yang baik, juga kita bisa mendapatkan berkah. Sebab telah banyak orang di kota besar yang sukses dengan usahanya yang mungkin dipandang sebelah mata oleh sepenggal masyarakat luar, yaitu “memulung sampah”, dan selanjutnya di proses dengan daur ulang (recycle) dan kemudian didistribusikan.

Masing-masing contoh dari 3 R ialah

Reduce ( dikurangi) : Sebagai pelajar alangkah baiknya jika kita mampu menggunakan kertas baik yang di bagian depan maupun bagian belakang, dan tidak merobek-robeknya. Sehingga jika kita tidak merobek kertas, takkan ada sampah yang menggunung.

Reuse ( dipakai kembali) : Kita dapat langsung menggunakan barang yang kita anggap sebagai sampah, yaitu botol minuman mineral. Kita dapat menggunakannya sebagai wadah minum kita saat ke sekolah ataupun tempat lainnya dengan batas pemakaian yang ditentukan.

Recycle (di daur ulang) : Kita dapat mendaur ulang berbagai jenis sampah an organik menjadi kreasi yang unik dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Selain 3 R, masih banyak upaya yang dapat kita lakukan terhadap pencegahan sanitasi yang buruk. Diantaranya, membuat pengomposan sederhana di lingkungan sekitar kita, ataupun di rumah kita sendiri. Pengomposan tersebut dapat kita lakukan dengan membuat keranjang takakura. Selain sampah organik yang kita produksi tidak terbuang begitu saja, kita pun bisa menghasilkan berkah. Seperti dapat menggunakannya untuk tanaman kita, ataupun menjualnya guna meraih pundi-pundi rupiah.

Oleh sebab itu, kita sebagai penerus bangsa dan agen perubahan, kita mampu melakukan berbagai upaya guna mencegah terjadinya sanitasi yang buruk. Dan untuk melakukannya kita dapat memulai dengan hal-hal kecil dan sederhana. Sebab segala sesuatu tidak akan mungkin langsung berproses ke arah yang besar, jika kita tidak biasa dengan hal-hal kecil dan sederhana.

Dan untuk membiasakannya, kita harus terlebih dahulu menyadari bahwa “ hidup indah, jika tak ada sampah dan limbah” dan “ hidup lebih nyaman jika kualitas sanitasi terjamin”. Kalimat itu dapat menjadi moto guna menyadarkan kita bahwa sanitasi itu bukan hal yang sepele. Dalam sanitasi tidak butuh omongan melainkan tindakan menuju perubahan, dalam sanitasi pula, tidak butuh janji ini dan itu, melainkan aksi dan kreasi untuk segala sesuatu.

Oleh karena itu, marilah kita semua mengambil andil yang besar dan berdampak dalam menjaga kualitas sanitasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan tangan kita, kita dapat merancang dunia, dengan akal kita, kita dapat membaharui dunia. Gunakanlah tangan yang kita miliki guna merancang proses-proses yang membangun sanitasi yang berkualitas, dan gunakannlah akal kita untuk membaharui sanitasi yang kurang baik, menuju perubahan yang lebih baik, untuk hari ini, besok, hingga kita menutup mata.

Jangan berusaha menutup mata dalam kualitas sanitasi di lingkungan A nda, sebab kualitas sanitasi dalam keseharian Anda, akan mempengaruhi kelangsungan hidup Anda. Mulailah menjaga kualitas kebersihan, di sekitar kita dengan beraksi dengan hal-hal yang sederhana terlebih dahulu. Sebab, hal kecil akan mempengaruhi hal yang akan kita lakukan selanjutnya.


No comments:

Post a Comment